Stres Pada Anak: Bagaimana Cara Mengatasinya?
Rama biasanya anak yang sangat ramah dan ceria. Namun, belakangan ini ia berubah. Menjadi lebih rewel, mudah marah, kuatir tanpa sebab dan tidak mau ditinggal. Kemarin, ibunya melihat Rama tidak menyentuh makanan kesukaannya. Bahkan, malam sebelumnya Rama tampak gelisah dalam tidur; dan bahkan mengompol lagi. Jika seseorang menunjukkan perilaku tidak biasa seperti itu, mungkin kita juga perlu mengevaluasi, apakah ada hal-hal di sekitar yang membuat anak menjadi stres?
Ternyata anak-anak pun bisa mengalami stres. Stres pada anak bisa dipicu oleh berbagai kejadian atau perubahan yang terjadi; baik itu di sekolah, di rumah, maupun perubahan pada dirinya sendiri. Beban akademik yang terlalu berat, terlibat kasus bullying atau bertengkar dengan temannya bisa menimbulkan stres pada anak. Lalu, apakah anak baru saja pindah ke lingkungan baru; atau kerap melihat orang tua berselisih di rumah? Pada kita yang beranjak remaja, perubahan fisik yang terjadi juga bisa menimbulkan perasaan stres lho. Namun, kerap kali kita tidak menyadari sedang mengalami stres. Jika gejala tak biasa tetap muncul dan bahkan memburuk pada anak, orang tua perlu waspada; karena mungkin stres pada anak menjadi semakin parah.
Tentunya, peran orang tua sangat penting untuk membantu anak melalui situasi ini. Orang tua bisa mengusahakan untuk melibatkan dan menginformasikan anak mengenai perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan rumah. Ciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman. Melakukan rutinitas keluarga seperti makan atau menonton film bersama, dapat membantu anak merasa lebih nyaman dan mengurangi stres–nya. Orang juga juga bisa mengajak anak untuk menikmati alam, melakukan hobinya, atau bahkan menuangkan perasaan mereka dalam bentuk tulisan. Luangkan waktu untuk mendengarkan cerita anak, tempatkan diri di posisi mereka dan usahakan dapat memahami apa yang mereka rasakan.
Menariknya, stres pada anak tidak selalu memiliki akibat negatif. Stres dalam jangka waktu pendek dapat membuat seorang anak lebih tekun untuk berlatih mengembangkan hobinya. Pada remaja, sedikit tekanan saat stress dapat membuatnya lebih memilih untuk belajar dan mengerjakan tugasnya; dibandingkan hanya bersenang-senang keluar dengan teman-temannya. Lebih jauh, berlatih menghadapi perubahan merupakan bagian penting dari perkembangan seorang anak. Jika respon stres ini terjadi pada kondisi keluarga yang suportif, efeknya tidak akan berlangsung lama; dan dapat menjadi “latihan” respon stres yang sehat pada anak. Yang perlu diwaspadai, adalah jika stres tersebut berlangsung lama; yang bisa berakibat buruk pada kesehatan mental dan fisik anak.
Pola hidup sehat tetap menjadi kunci utama supaya stres pada anak tidak menjadi lebih buruk. Tidur cukup penting untuk menjaga kesehatan fisik dan emosional. Dan terutama saat anak mengalami stres, tidur yang berkualitas diperlukan untuk menjaga kondisi pikiran lebih terkendali. Melakukan aktivitas fisik atau berolahraga juga dapat menjadi obat ampuh untuk mengatasi stres di segala tingkat usia. Tentunya, asupan nutrisi yang baik menjadi krusial untuk menjaga anak tetap fit dalam kondisi stres. HiLo, susu rendah lemak dengan rasa nikmat, dilengkapi 12 vitamin dan 6 mineral; menjadi pilihan tepat untuk menemani setiap tahap tumbuh kembang anak.
Reference:
- https://www.apa.org
- https://developingchild.harvard.edu